Minggu, 28 Oktober 2018


Sudah bulan ke 10, tapi Surabaya tiap hari makin panas. Sore itu tumben-tumbenan Surabaya mendung. Diam diam aku sudah membayangkan akan berboncengan denganmu dibawah jas hujan model bat, lalu aku terpaksa merapat biar gak basah basah banget. Hehe

Aku sudah dua kali bolak balik wastafel waktu menunggumu menjemputku.
Sekedar untuk mengecek apakah aku terlihat oke, rapih namun tidak berlebihan.

Percakapam kita sepanjang jalan, tidak pernah jauh-jauh dari buku.

Ini pertama kalinya kita nonton bioskop bareng, setelah 2 kali wacana yang gagal. Sedikit canggung karena genre filmnya romance. Untung kamu pintar mencairkan suasana dengan guyonan guyonan lucumu.  Tetap saja, waktu adegan kissing dan ena ena, aku bingung harus gimana. Yasuda  diam saja pura-pura biasa.


Sepanjang film kita banyak ngobrol, sesekali aku curi-curi pandang padamu. Karen jujur, binar matamu tiba-tiba jadi sesuatu yang tidak berani ku pandang. Kalau kamu sadar, aku selalu melihat ke arah lain waktu kita ngobrol.

Sepanjang nonton aku bingung sendiri mainin lengan bajuku. Grogi.

Sudah masuk waktu magrib, malah sebentar lagi hampir lewat. Kamu mengajak sholat. Aku yang sedang berhalangan nunggu saja di kursi depan ruang sholat.

Kamu waktu itu pake hoodie tanpa resleting. Sebelum wudhu kamu bilang nitip jaket.
Lalu didepanku, dengan entengnya, sambil nyopot jaket kamu bilang "tolong pegangin kaosku"
Ah.. lagi lagi aku salting dan malu sendiri. Aku, cewek 22 tahun, yg tiap hari dikelilingi cowok-cowok, tiba2 jadi gadis polos yang salting sendiri didepanmu.

Jujur, adegan megangin kaos yang ngga lebih dari satu menit itu, adalah hal termenggoda yang pernah dilakuin cowok padaku.
Aku sering dirangkul teman-temanku, aku pernah dipeluk teman-temanku, aku sering digombalin dan digodain teman-temanku. Dan aku biasa saja. Tapi denganmu, cuman megangin kaos saja, aku jadi salah tingkah sendiri.


Btw.. jaketmu wangi sekali. Tau aja kamu kalo aku suka cowok wangi hehehe..


Adegan megangin kaos berhasil kuatasi dengan coba ngelihat sekeliling selain badanmu. After effectnya yang ternyata bertahan lama. Saltingku nambah-nambah dan makin makin gak berani lihat matamu. Gak tau lagi ini mukaku udah kaya apa? Kepiting rebus barangkali?

Lalu kita jalan lagi.
Kamu mau pipis, dan aku nungguin lagi lagi sambil bawa jaketmu. Kali ini gak ada adegan megangin kaos lagi, fiuh, syukurlah.
Aku sempetin ke wastafel buat ngecek muka. Ah, biasa saja. Masih jelek.

Lalu kita jalan lagi, turun. Masih sambil ngobrol. Pas di eskalator, kamu berdirinya didepanku. Lhaa tiba-tiba kok ngadep ke belakang, yang mana itu ngadep aku. Ya Tuhan ya Tuhan ya Tuhan aku mesti gimana. Kita masih ngobrol, aku masih ngga berani lihat mukamu. Bisa dibayangkan betapa saltingnya aku???


Akhirnya sampe juga di parkiran. Lalu kita pulang. Diatas motormu aku senyum senyum sendiri. Wangimu. Candaanmu. Obrolan kita. Surabaya tiba-tiba jadi kota tercinta.

Terimakasih sudah mengantarkanku dengan selamat, bonus senyum-senyum sendiri. "Jangan lupa bintang 5 ya mba", candamu sebelum pamit.

Iya, ini buat Mas Minke. Yang sebelum nonton aku sendiri bilang ngga mau ada baper-baperan, eh taunya malah aku yang baper. Sendiri.



Selasa, 23 Oktober 2018

Aku ingin kamu menyukaiku secara wajar dan realistis,
Kamu harus paham betul bahwa aku bukan si gadis manis dalam sajak-sajak bikinan sang pujangga romantis nan melankolis,
Aku hanya gadis, yang jika tertawa seperti orang sesak napas, sedikit lebih keras
Aku bukan si gadis penjaga pola makan yang akan memarahimu hanya gara-gara mie instan.

Aku dibesarkan dengan kebiasaan harus menghargai makanan, jadi jangan heran jika pada kencan pertama kita nanti kamu lihat piringku bersih tanpa sisa sedikitpun, bukan karena aku kelaparan.
Kamu mungkin juga akan heran dengan porsi makanku yang bisa jadi hampir seperti kuli bangunan. Mungkin terlihat sangat kelaparan,

Nanti kamu akan sering mendapatiku acak-acakan, terlebih jika diatas jam 2 siang. Aku bukan gadis yang akan bolak-balik kamar mandi untuk mengecek apakah lipstiknya masih kelihatan.
Bukan, aku bukannya tidak ingin menjaga penampilan,
Terus terang, aku mohon kamu paham, aku belum akrab dengan mascara, blush on, eyeliner dan teman-teman.

Kalau kamu ajak nonton bioskop, mungkin tidak akan langsung ku iyakan,
Tapi kalau kamu ngajak naik gunung, aku akan ayo

Aku ingin kamu tahu bagaimana tidak menariknya diriku sehabis olah raga: kumal, jelek, berkeringat.
Atau ketika sedang supporteran tim futsal jurusan, aku akan berada di barisan depan, berteriak dengan suara cemprengku yang bisa dibilang cukup kencang,-sangat tidak anggun.

Apakah sekarang aku terlihat cukup maskulin?

Tenang, sayang.. aku tetap si gadis penyuka drama-drama romantis,
Aku paham bahwa kita tidak mungkin menggoreng telur sambil berpelukan, atau berkejaran dibawah guyur hujan,
Jadi romantis bagiku sederhana saja, boncengan naik motor malam-malam sambil dengerin lagu kesukaan,
Atau pergi ke perpustakaan lalu sibuk dengan masing-masing buku di tangan,

Tentang bagaimana caramu membuatku senang,
Aku tidak akan minta macam-macam,
Tidak perlu coklat atau eskrim, atau boneka, atau buket mawar,
Aku sudah akan senang sekali jika kamu mau memberiku kuning telur yang lagi kamu makan, atau kita tukeran: aku ngasih kamu bagian putihnya dan kamu ngasih aku kuningnya,
Tidak muluk-muluk bukan?

Aku mungkin akan sedikit menyebalkan, yaitu ketika sedang tamu bulanan,
Kalau sudah begitu, cukup kamu diamkan, nanti aku akan kembali tenang.

Nah sekarang, apa kamu masih akan tetap bertahan?
Aku harap kamu paham, bahwa aku gadis dengan begitu banyak ketidak sempurnaan dan kekurangan-kekurangan..



Sabtu, 13 Oktober 2018

Sekali saja dalam hidupku, aku ingin dia melihatku sebagai wanita.
Yang setidaknya pernah sedikit saja menggetarkan hatinya.
Yang pernah sekali saja mengusik malamnya.
Yang diam diam pernah ia puji rupanya.
Yang setidaknya pernah sekali saja ia pertimbangkan untuk jadi pendampingnya.

Sekali saja dalam hidupku, aku harap aku bukan aku.


Rabu, 10 Oktober 2018

sps 118 : hari paling jujur k31

Tulisan ini ditulis pada 22 September 2018, 7.36 pm. Hanya beberapa jam setelah momen pelepasan wisuda kalpataru.Tetapi terhenti karena ternyata Qumi nangis lagi dan ngga bisa nulis, dan baru dilanjutkan berhari hari setelahnya dalam keadaan sudah kehilangan moment. sad.


//
"tadi pas di graha aku liat k31 gantian melukin mba qum satu-satu, terharu banget aku mbak.. jadi ikutan nangis"-bebeb k32

"deket banget ya mba k31. aku sampe mikir kalo ngga di kalpataru nanti pas wisuda ada yang gituin aku ngga ya" pujik camk 2017.


//

Selamat untuk 8 keluargaku yang berhasil menyelesaikan studi tepat 4 tahun. Oji, Ujang, Hadi, Fahmi, Rheza, Kifot, Ipe,Joseph.


Terimakasih untuk 4 tahun yang sangat-sangat berwana.


Terimakasih, karena tidak membiarkanku nangis sendirian sps kemaren.
Terimakasih, karena hari itu aku tahu satu hal, bahwa ternyata selama ini perasaanku berbalas. Bahwa kekhawatiran tentang aku seorang saja yang sayang kalian, ternyata salah besar.


Air mata, bagiku, adalah bentuk paling jujur dari kasih sayang, juga perasaan kehilangan.
Biar, biar kita saja yang tahu betapa kehilangannya kita hari itu.


(-ujang yang pulang duluan)

September 22, waktu senja menuju malam, akan ku ingat sebagai salah satu hari paling bahagia, sekaligus paling menyedihkan sepanjang hidupku.



(Yang teristimewa untuk Chyko, Tony, Oji, Ipe, dan Joseph yang tangisnya paling pecah. Cowok-cowok sangarku yang hobinya tawuran, bagiku kalian adalah manusia paling jujur.)