29 Juni 2018
Perjalanan dari Tulungagung ke Surabaya, kereta Dhoho.
Dalam perjalanan kali ini saya tidak mendapatkan tiket duduk, artinya saya bebas duduk di kursi manapun asal kursi tersebut kosong, dan tentunya siap untuk diusir ketika pemilik kursi datang.
Kemudian saya memutuskan masuk gerbong 4 dan duduk di kursi no 1A, kursi terdekat dari saya masuk.
Sampai di stasiun Kediri, ada 3 orang (2 perempuan dan satu anak kecil cowok) menghampiri kursi saya dan nanya apa kursi tersebut kosong, saya persilahkan karena memang bukan kursi saya. Dan ternyata mereka bertiga juga penumpang tanpa tempat duduk seperti saya.
Awalnya saya dan dua perempuan tersebut ngobrol biasa, basa-basi nanya tujuan. Kemudian saya sibuk dengan hp sendiri (re: lagi baca draft curmis)
Si anak kecil, yang kemudian saya tahu bernama Abi, kemudian minta pipis. Kebetulan tempat duduk kami dekat dengan kamar mandi. Sewaktu balik dari kamar mandi, Abi ngga sengaja nginjek kaki saya,yang kemudian dia buru-buru bilang "maaf mbaa" sambil pasang muka lucu dan menelangkupkan tangan didepan dada (yah begitulah if u know what I mean).
Long story short, sampe di satsiun kertosono pemilik tempat duduk kami datang. Akhirnya saya dan 3 teman perjalanan saya tadi harus berdiri (keretanya lagi penuh banget). Khusus untuk Abi, dia bisa duduk nyempil-nyempil karena masih kecil.
Akhirnya saya dan 2 perempuan yang bersama Abi tadi ngobrol, ternyata yang lebih tua adalah ibunya Abi sementara yang satunya adalah tantenya.
Dari mama Abi, saya tahu bahwa Abi mengalami autisme. Abi cenderung hiperaktif dan kurang bisa konsentrasi. (Sumpah ini saya kaget, soalnya beneran ngga keliatan)
Saya mungkin ngga akan tahu kalo Abi termasuk anak berkebutuhan khusus kalo mamanya ngga ngasih tahu. Bahkan sebelumnya saya sempat nanya ke Abi dia kelas berapa, dan dia pun jawab "paud" dengan sangat biasa.
Dari kecil hingga saat ini, Abi tinggal bersama nenek dan kakek serta tantenya di Tulungagung. Kedua orang tua Abi tinggal di Jakarta (saya tidak tahu alasannya, bukan hak saya untuk bertanya).
Ternyata Abi saat ini dalam pengaruh obat. Entah obat apa, mungkin untuk menekan syaraf yang membuatnya 'hiper' tadi. (saya ngga tau analisanya gimana, yang saya tulis cuman berdasarkan obrolan dengan sang Mama, insyaAllah tidak ada penambahan maupun pengurangan).
Abi juga dalam pengawasan 3 dokter, yaitu: dokter anak, dokter syaraf dan dokter jiwa atau psikolog.
Jika tidak dalam pengaruh obat, Abi akan sangat aktif. Bahkan sepanjang perjalanan kurang lebih 5 jam itu, ada sekurang-kurangnya 6 kali Abi minta pipis. Dan setiap kereta berhenti di stasiun, Abi akan minta turun karena dia kira sudah sampai (literally di setiap stasiun).
Untuk makanan, Abi tidak diijinkan mengkonsumsi makanan tertentu. Misalnya pisang. Kira-kira alasannya mungkin berhubungan sama obat yang dia konsumsi. Atau bisa jadi makanan tersebut jenis karbo yang memberikan energi dan dapat memicu hiperaktifnya. Begitu penjelasan sang mama.
Awalnya tidak ada yang tahu bahwa Abi mengalami autisme. Namun di usia 3 tahun lebih Abi belum bisa berbicara lancar layaknya anak seusianya. Bahkan sampai sekarang-pun Abi masih kesulitan berbicara (oke ini baru saya sadari kemudian)
Saat ini Abi sekolah di sekolah umum. Dan sedihnya, karena lingkungan tempat tinggal Abi tidak bisa memahami bahwa Abi merupakan anak berkebutuhan khusus. Yang mereka tahu bahwa Abi anak yang nakal dan bandel karena susah dibilangin. Bahkan di sekolah-pun Abi mengalami bullying, karena dianggap nakal oleh teman-temannya.
Rencananya Abi setelah ini akan tinggal di Jakarta bersama kedua orang tuanya. Dan akan disekolahkan di sekolah khusus. Alhamdulillah Abi punya mama yang memahami kondisinya dan mau berjuang buat dia.Ternyata untuk sampai di titik ini bukan suatu hal yang mudah. Kecewa dan penolakan pasti ada. Apalagi sejak hamil, mama Abi selalu ngusahain yang terbaik buat bayinya. Mama Abi rutin konsumsi minyak ikan sejak hamil. Kemudian dari kecil, Abi dibelikan susu yang bagus (re: mahal) (Saya lupa tepatnya apa, bebelac apa ya?). Oh ya, Abi tidak minum asi. Alasannya apa saya kurang tau, yang jelas orang tua Abi selalu mengusahakan yang terbaik buat anaknya.
Saya sempat ngira, kondisi Abi saat ini mungkin karena konsumsi minyak ikan atau yang lain. Mungkin 'kan? Asumsi seorang awam hehehe. Ternyata kondisi ini karena garis keturunan sang ayah.
Semoga Abi lekas sembuh dan dapat diterima dimanapun dia berada. Semoga mama dan papa Abi diberi kekuatan dan ketabahan.
Ternyata, punya baby ngga semudah keliatannya aja ya hehehe.
Oh ya, ternyata hari ini Abi naik kereta agar ketika nanti naik kereta ke Jakarta dia sudah terbiasa.
-Surabaya, 8 Juli 2018.
Dari Qumi yang belum siap jadi orang tua.
Si anak kecil, yang kemudian saya tahu bernama Abi, kemudian minta pipis. Kebetulan tempat duduk kami dekat dengan kamar mandi. Sewaktu balik dari kamar mandi, Abi ngga sengaja nginjek kaki saya,yang kemudian dia buru-buru bilang "maaf mbaa" sambil pasang muka lucu dan menelangkupkan tangan didepan dada (yah begitulah if u know what I mean).
Long story short, sampe di satsiun kertosono pemilik tempat duduk kami datang. Akhirnya saya dan 3 teman perjalanan saya tadi harus berdiri (keretanya lagi penuh banget). Khusus untuk Abi, dia bisa duduk nyempil-nyempil karena masih kecil.
Akhirnya saya dan 2 perempuan yang bersama Abi tadi ngobrol, ternyata yang lebih tua adalah ibunya Abi sementara yang satunya adalah tantenya.
Dari mama Abi, saya tahu bahwa Abi mengalami autisme. Abi cenderung hiperaktif dan kurang bisa konsentrasi. (Sumpah ini saya kaget, soalnya beneran ngga keliatan)
Saya mungkin ngga akan tahu kalo Abi termasuk anak berkebutuhan khusus kalo mamanya ngga ngasih tahu. Bahkan sebelumnya saya sempat nanya ke Abi dia kelas berapa, dan dia pun jawab "paud" dengan sangat biasa.
Dari kecil hingga saat ini, Abi tinggal bersama nenek dan kakek serta tantenya di Tulungagung. Kedua orang tua Abi tinggal di Jakarta (saya tidak tahu alasannya, bukan hak saya untuk bertanya).
Ternyata Abi saat ini dalam pengaruh obat. Entah obat apa, mungkin untuk menekan syaraf yang membuatnya 'hiper' tadi. (saya ngga tau analisanya gimana, yang saya tulis cuman berdasarkan obrolan dengan sang Mama, insyaAllah tidak ada penambahan maupun pengurangan).
Abi juga dalam pengawasan 3 dokter, yaitu: dokter anak, dokter syaraf dan dokter jiwa atau psikolog.
Jika tidak dalam pengaruh obat, Abi akan sangat aktif. Bahkan sepanjang perjalanan kurang lebih 5 jam itu, ada sekurang-kurangnya 6 kali Abi minta pipis. Dan setiap kereta berhenti di stasiun, Abi akan minta turun karena dia kira sudah sampai (literally di setiap stasiun).
Untuk makanan, Abi tidak diijinkan mengkonsumsi makanan tertentu. Misalnya pisang. Kira-kira alasannya mungkin berhubungan sama obat yang dia konsumsi. Atau bisa jadi makanan tersebut jenis karbo yang memberikan energi dan dapat memicu hiperaktifnya. Begitu penjelasan sang mama.
Awalnya tidak ada yang tahu bahwa Abi mengalami autisme. Namun di usia 3 tahun lebih Abi belum bisa berbicara lancar layaknya anak seusianya. Bahkan sampai sekarang-pun Abi masih kesulitan berbicara (oke ini baru saya sadari kemudian)
Saat ini Abi sekolah di sekolah umum. Dan sedihnya, karena lingkungan tempat tinggal Abi tidak bisa memahami bahwa Abi merupakan anak berkebutuhan khusus. Yang mereka tahu bahwa Abi anak yang nakal dan bandel karena susah dibilangin. Bahkan di sekolah-pun Abi mengalami bullying, karena dianggap nakal oleh teman-temannya.
Rencananya Abi setelah ini akan tinggal di Jakarta bersama kedua orang tuanya. Dan akan disekolahkan di sekolah khusus. Alhamdulillah Abi punya mama yang memahami kondisinya dan mau berjuang buat dia.Ternyata untuk sampai di titik ini bukan suatu hal yang mudah. Kecewa dan penolakan pasti ada. Apalagi sejak hamil, mama Abi selalu ngusahain yang terbaik buat bayinya. Mama Abi rutin konsumsi minyak ikan sejak hamil. Kemudian dari kecil, Abi dibelikan susu yang bagus (re: mahal) (Saya lupa tepatnya apa, bebelac apa ya?). Oh ya, Abi tidak minum asi. Alasannya apa saya kurang tau, yang jelas orang tua Abi selalu mengusahakan yang terbaik buat anaknya.
Saya sempat ngira, kondisi Abi saat ini mungkin karena konsumsi minyak ikan atau yang lain. Mungkin 'kan? Asumsi seorang awam hehehe. Ternyata kondisi ini karena garis keturunan sang ayah.
Semoga Abi lekas sembuh dan dapat diterima dimanapun dia berada. Semoga mama dan papa Abi diberi kekuatan dan ketabahan.
Ternyata, punya baby ngga semudah keliatannya aja ya hehehe.
Oh ya, ternyata hari ini Abi naik kereta agar ketika nanti naik kereta ke Jakarta dia sudah terbiasa.
-Surabaya, 8 Juli 2018.
Dari Qumi yang belum siap jadi orang tua.