Jumat, 22 Juni 2018

Rindu

silakan diseduh :) Rindu- Banda Neira 

Rumah kosong sudah lama ingin dihuni
Apa kabar hati? Yang hari-harinya pucat tanpa rona. Mungkin dia butuh sedikit kopi (atau lagu-lagu motivasi?).
Tengoklah, langkahnya lunglai, arahnya hilang.
Sayu matanya, kusut rambutnya, tidak tau dimana atau pada siapa harus berhenti.

Adalah teman bicara, siapa saja atau apa, siapa saja atau apa
Mungkin seorang teman, yang padanya ia merasa menemukan (atau ditemukan?), yang bukan suatu kebetulan garisnya bersinggungan.
Atau teman tadi, juga tak apa jika sekedar menawarkan tumpangan.  
Atau boleh jadi seekor camar, yang sekedar bertanya kabar.
Dinding pun, kalau memang ijinkan, barangkali dia akan numpang bersandar, cukuplah sebentar. 

Jendela, kursi, atau bunga di meja
Atau sebuah rumah. Yang padanya ia ingin selalu kembali setelah berkelana mencari diri.  Atau bahkan tidak ingin sama sekali pergi.
Dengan tiangnya menawarkan perlindungan. Dan berandanya menjanjikan kehangatan.
“Mungkin di ujung jalan itu” katanya.

Sunyi. Menyayat seperti belati
Coba tengok kantung-kantung bajunya. Mungkin di sana tersimpan jiwanya, usang dan berdebu. Debarnya samar-samar, menunggu ditemukan.  

Ia sedang rindu. Pada siapa tepatnya iapun tak tahu.
Mungkin di suatu senja, tibalah dia di ujung jalan itu. Kemudian akan datang seorang tamu- teman yang telah lama ia rindu.   
Pada waktunya yang kosong akhirnya terisi. Menunggunya tak perlu lebih lama lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar