Subuh-subuh begini aku sudah duduk manis dalam kereta tujuan
kampung halamanku, Kediri. Tiket yang ku beli langsung tadi pagi, meninggalkan
kelas 3 sks dan rapat rutin organisasiku.
----
Aku menghela nafas sekali lagi. Sejauh yang mampu ku ingat,
rumah ini masih sama. Hanya dindingnya telah di cat ulang, masih dengan warna
yang sama. Sepertinya penghuninya tidak terlalu suka perubahan.
Kedatanganku disambut dengan pintu yang terbuka, tanpa orang.
Entah kemana penghuninya. Di pedesaan seperti ini, memang biasa meninggalkan
pintu depan rumah terbuka, tanda kalau si empunya ada.
Setelah mengetuk pintu dan mengucap salam, akhirnya si
pemilik rumah keluar juga. Aku disambut dengan senyum ramah yang pernah sangat
ku kenal. Pernah.
----
“Assalamualaikum” kedatanganku disambut laki-laki yang baru ku
kenal beberapa bulan terakhir, sedang menduduki dipan di beranda rumah.
“Waalaikumsalam” laki-laki itu tersenyum. Wajahnya bersahaja,
seperti laki-laki berumur 70 an tahun pada umumnya. “sini Nduk, Rian isih sholat” tanpa perlu kujelaskan,
beliau tahu maksud kedatanganku. Kemudian aku duduk di sebelahnya.
“Mbah Kakung lagi apa?” tanyaku basa-basi.
“cuman duduk-duduk aja, sambil nunggu adzan magrib Nduk” aku
cuman manggut-manggut. “kalian mau kemana sore-sore begini?” beliau bertanya,
sambil memandangi jalanan yang sepi. “ndak kemana-mana Kung, cuman mau
ngerjakan PR disini” aku menjelaskan, ikut-ikutan sambil memandangi jalan.
Tidak lama kemudian, yang ku tunggu-tunggu muncul juga. “Ayo
masuk” katanya tanpa basa-basi. Sebenarnya aku lebih suka diluar. Duduk di
dipan, sambil memandangi jalanan desa yang tidak begitu ramai. Menunggu langit
hingga berwarna jingga. Tapi yasudahlah, toh nanti sehabis ngerjakan PR masih
bisa duduk-duduk di luar. “saya masuk dulu ya Kung” aku permisi masuk, yang
hanya dijawab anggukan kecil.
---
“Kenapa ngga ngabarin?”
Tidak ada jawaban
“Sakit apa?”
“Sakit tua”
-------
“Rumahmu mana nduk?”
“Desa Padi-Menguning (fiktif) Kung. Belakangnya Gudang
Beras.”
“Oalaa deket toh.. Kalian teman sekolah?”
“Iya kung, satu kelas”
------
“kamu lagi libur?”
“engga juga”
“terus?”
“bolos”
“beneran? Tumben?”
----
“Tolong bilangin rian, sholat yang rajin”
“nggih Kung”
“susah kalo disuruh sholat nunda nunda terus”
“hehe nggih nanti tak bilangin”
-----
“I’ve change”
“dapet kabar dari
siapa?”
“Adekmu, ngga sengaja nanya”
sunyi
“waktu itu pernah nanyain”
“gimana?”
“Anna mana? Kok lama ngga kesini?”
“kamu jawab apa?”
“udah putus”
-------
“Halo dek gimana
kabarnya?”
“Baik mbak.. mbak gimana?”
“Baik juga dek, orang rumah gimana?”
“Mas sehat”
“Uti sama Kakung?”
“Uti sehat. Kakung barusan meninggal mbak, 2 minggu yang
lalu.”
------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar