Senin, 26 November 2018

Dede dan segala hal tentangnya

Tulisan ini adalah apresiasi dan bentuk terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada manusia gila yang sudah bersedia jadi kawanku. Kawan baruku. 

Ini adalah tulisanku tentang Dede (iya ini pakai nama asli). Tentang caraku melihat dia, dan tragedi-tragedi yang pernah terjadi olehnya, karenanya, padanya-dalam hidupku-. 

***

Dede adalah paket yang tiba-tiba Tuhan kirimkan dan dengan perjalanan panjangnya selama 10 tahun, akhirnya tiba juga didepan pintuku. Dede adalah segila-gilanya kejutan yang tidak pernah aku duga. Berada pada garis yang saling bersinggungan selama 6 tahun, tapi memilih untuk tidak pernah benar-benar bertemu. Hingga suatu siang, 3 bulan lalu ia memutuskan untuk menyapa. Entah angin mana yang membawanya tiba di pintuku. Kebetulan atau takdir kehidupan?
(Kalau berkenan De, bolehkah aku tahu?)

Aku yang memang biasanya arogan terhadap yang baru datang, tidak terlalu peduli. Apalagi, ia terlihat sama sekali tidak masuk kriteria. 

Lalu ternyata prediksiku yang biasanya presisi, kali ini harus direvisi. 

Berangkat dari suatu kebetulan ketika aku bertanya tentang Lany, voila! Tiba-tiba saja dia bertransformasi dari seseorang yang hanya cukup tahu, menjadi kawan yang serba tahu.

"Life is like a box of chocolates, you never know what you're gonna get" adalah quote dari salah satu film favorite kami. Dan benar, hidup ternyata memberiku kejutan. Sesuatu diluar selera, seseorang yang bukan kriteria, barangkali agar ceritaku tidak tentang itu-itu saja? Agar aku tidak terlalu nyaman pada tempat yang satu saja?

Dan bersama atau tidak pada akhirnya, aku tidak akan menyesali apapun yang sudah pernah ada.

****

Kesan pertamaku padanya tidak bisa dikatakan cukup baik, bahkan yang muncul dalam kepala adalah sebuah pertanyaan "Lho aku kenal arek iki a?"

(Langsung skip sampe part dimana aku merasa telah menemukan kawan)

Bagiku, Dede adalah satu dari sedikit manusia yang punya taste sama denganku! Dannn aku suuuupeeeer senang mengetahuinya. Berawal dari Lany, lalu ke Tame Impala, Prep, Honne, Arctic Monkeys, Queen, Oasis, dan beberapa nama lain. Dia yang mengenalkanku pada Best Friendnya Rex Orange County, Eddie Vedder yang Society. Aku mengenalkannya pada The Lumineers yang Sleep On The Floor dan Sound of Silencenya Simon and Garfunkel. 
Sialnya ternyata bocah ini sama gendengnya denganku! Kami sama-sama punya khayalan tentang long driving sambil dengerin lagu favorite, jendela yang diturunin demi bisa ngerasain angin malam, khusus dia plus ngasep. 

Bukan hanya tentang lagu, kami juga punya taste yang sama di film. Gone Girl, Searching, Shawsank Redemtion, dan sederet judul lain. Forrest Gump yang ternyata cikal bakal benih mimpi-mimpi gila kami. Juga Dede yang mengenalkanku pada film Into the wild. Film gila yang juga jadi segila-gilanya racun di kepala kami, ikut nambahin benih-benih mimpi gila kami.

Tentang mimpi-mimpi gila kami lainnya : dia pingin tinggal di Iceland, aku di Switzerland, angon biri-biri dan domba, tiap sore duduk liat domba sambil nungguin sunset, rebahan di tumput-rumput sambil liatin langit malam, tidak lupa dengan sepatu dan topi cowboy, plus asapnya! Andai hidup semulus itu, hehehehe.


Lalu pertemanan kami berlanjut dengan berbagi keluh kesah dan saling menyemangati. Tentang dia yang pingin cepet dapet kerja, atau tentangku yang mumet nggarap TA. Tentang dia yang pingin gendut sementara aku pingin kurus. 
Dari diskusi yang berat-berat tentang agama, konflik ras, sexual harras, politik, sampe sekedar ngingetin makan dan sholat. 


Dede apa adanya, dan mampu membuatku menjadi selayaknya manusia. Bersama Dede, mengingatkanku pada mimpi-mimpi lamaku, wishlist yang sempat terlupakan realita yang ternyata cukup kejam.

Dan demikianlah Dede, menjadi penampung segala keluh kesah tanpa aku perlu merasa rendah, menyemangati tanpa membuat terlihat lebih tinggi. 
***

Selain bagus-bagusnya tadi, Dede tetaplah manusia biasa dengan segala kurang-kurangnya.
Dede perokok berat. Aku sudah membuktikannya sendiri. Yang ini aku kurang bisa toleransi hehehe.Pernah janji buat  ngurangin, tapi yah begitulah bisa dikira-kira sendiri akhirnya gimana.

Dede mengaku sholat, tapi belum bisa rajin 5 waktu. Yang ini juga aku sangat tidak toleransi. Tapi belakangan dia bilang berusaha lebih rajin, alhamdulillah. 

Dede sering begadang, entah untuk apa aku kurang tahu. Lalu bangun sudah siang. Pola hidup yang bisa dibilang cukup berantakan. Tapi kalau boleh jujur, akupun demikian hehehe. Kali ini, aku sepaham dengan Dede, bahwa terjaga malam-malam memang mengasyikkan. Untuk jeleknya yang ini, aku suka.

Dede kurang suka baca buku. Yang ini juga sebenarnya bukan masalah bagiku. 

Dalam hal diskusi, Dede kurang bisa memuaskanku. 

Yang lain-lainnya aku belum tahu. Semoga masih punya banyak waktu.

Dengan segala kurang-kurangnya itu, Dede tetaplah kawanku yang tidak kurang-kurangnya aku syukuri juga akhirnya ketemu.  

***

Selain berbagi mimpi-mimpi, kamu juga punya banyak janji.
Untuk touring motoran berdua sambil dengerin lagu-lagu kita. 
Untuk main ke pantai bareng setelah aku sidang. 
Untuk makan duren di Jombong, lagi-lagi setelah aku sidang.
Untuk nonton konser bareng, entah kapan. 
Backpackeran bareng. Juga entah kapan.
Apakah hanya akan menjadi janji janji yang tidak akan ditepati ? Lets see.

***

Aku sempat punya kekhawatiran bahwa hubungan kami tidak akan berjalan baik. Karena, menurutku ada siklus yang terlewat, kami harusnya akrab dulu di dunia nyata barulah dibawa ke dunia maya dan dunia dunia lainnya. 

Untungnya, kekhawatiran itu tidak terbukti. 
Setelah entah berapa malam panjang yang kami habiskan via chat Whatsapp, kami memutuskan untuk membawa pertemanan ini ke dunia nyata. 
Suatu malam yang mendung di langit Surabaya timur, kami milih buat nonton Bohemian Raphsody.  Rasa-rasanya aku dan Dede pantes dapet award sebagai orang paling norak dan kampungan yang nonton bioskop tahun ini.  Berisik dan heboh! 
Terimakasih kepada Om Freddie Mercury yang punya andil besar membuat malam itu jadi super menyenangkan. Pingin salim rasanya. Tapi engga jadi deh.

***

Dede sering jadi yang tiba-tiba terpikirkan sewaktu aku dengerin beberapa lagu, misalnya : brand new day-kodaline, travell-matter halo, sleep on the floor-the lumineers, super far-lany, pink skies-lany, malibu night-lany, best friend- rex orange county, drive-oh wonder, hero-family of the year, dan entah lagu-lagu apa lagi yang kadang-kadang suka bikin inget Dede.

Dede dan aku sepakat bahwa ada beberapa lagu, band dan film yang seharusnya jadi wawasan umum : The Beatles, Queen, Bohemian Raphsody, Forrest Gump, Shawsank Redemption, dan lain lain dan lain lain.

Dede dan aku pernah bahas tentang cara kita ndidik anak nanti : lagu-lagu apa yang bakal dikasih denger, band-band dan penyanyi mana yang bakal dikenalin, mindset apa yang bakal ditanemin, buku-buku apa yang seharusnya dibaca, hobi-hobi apa aja yang bakal diajarin. Banyak. Banyak. Terlampau banyak.

***

Dengan segala kecocokan tadi, ternyata tidak cukup untuk membuatku dan Dede memutuskan untuk bersama. Semua dari lebih-lebihnya hingga kurang-kurangnya Dede memang aku suka. Dede adalah jenis manusia yang ingin kujadikan teman sepanjang hidupku-teman hidup. Dede pun pernah sekali bilang begini "sumpah kamu iku sebenere koyo opo sing tak pengeno" (sumpah kamu itu sebenernya kaya apa yang aku pingin). Tapi ada banyak sekali pertimbangan kenapa akhirnya, sekarang, kami memilih menjadi teman, dan bukannya pasangan. 

Sejujurnya aku ingin tulisan ini juga membahas tentang bagaimana kami melawan dunia bersama, atau tentang bagaimana dia tergila-gila padaku yang biasa-biasa saja ini, kalau hubungan kami lebih dari ini. 

Pada akhirnya Dede tidak memilihku, karena aku memang tidak seberharga itu. Aku mungkin akan menjadi partner yang menyenangkan untuk mengejar mimpi-mimpinya, namun aku tidak akan bisa memenuhi kriteria yang mampu menjawab bahagia yang dia damba. Aku dan segala kurang-kurangku, tidak akan menjadi apa yang sebenarnya dia butuhkan.



Dari Dede, juga dari film Bohemian Raphsody, aku belajar bahwa mungkin 'love of my life', tidak sesederhana tentang dua manusia yang memutuskan hidup bersama.

Somehow aku merasa di masa yang akan datang, hubungan kami akan seperti Freddie dan Mary.  They stayed friends even when they weren't able to be with each other.

***

So, if you ask me do I love Dede?
Yes I do love him.


p.s dont die!

Sabtu, 24 November 2018


Jika suatu hari nanti kamu dihinggapi perasaan rendah diri (lagi), seperti malam-malam panjang yang terlampau sering kamu lalui, ingatlah pesan ini:
kamu sungguh berarti, setidak-tidaknya cukup bagi dirimu sendiri.

Suatu hari nanti bila kamu merasa tidak layak, bukan seseorang yang diinginkan khalayak, ketauhilah bahwa kamu adalah salah satu manusia yang terlampau istimewa untuk bisa dipuja kecantikannya bagi mata-mata biasa.

Tidak cukup baik, tidak cukup cantik, tidak cukup pintar, tidak cukup pantas untuk dicintai, dan ketidak cukupan lain yang seringkali kamu timpakan pada diri sendiri, akan menjadi cukup seketika kamu mulai belajar mencintai diri sendiri.

Kalau malam yang kelam itu datang lagi, ingat-ingatlah ada doa-doa yang selalu menyertaimu, ingat-ingatlah ada 'kamu kenapa', 'gimana kabarmu' yang mereka tujukan padamu, ingat-ingat ada yang selalu berharap kamu baik-baik saja di bumi bagian manapun kamu sedang berpijak.


Baca-baca lagi ini kalo kamu mulai merasa rendah lagi.
Setidak-tidaknya ada beberapa orang yang bersyukur kamu ada,
Dan kamu tidak se worthless yang kamu pikirkan.










Rabu, 14 November 2018

Andai aku hujan

Andai aku hujan,
Aku akan singgah,
Sedikit lebih lama, dari kepulan uap teh panas yang wanita itu pesan,
Sedikit lebih lama, dari bara yang melahap habis sebatang rokok yang dinikmati lelakinya.

Andai aku hujan,
Aku akan jadi hujan yang menjebak,
Dua manusia yang sedang bernostalgia,
Agar lebih banyak yang diutarakan,
Menambal seluruh kisah yang rumpang.
Meskipun salah satunya sibuk mengabari kekasihnya yang lain. 

Andai aku hujan,
Aku akan jadi hujan deras,
Yang menutupi kesedihan di mata sang wanita,
Ketika lelakinya ingin pulang.
Dan esok mungkin akan kembali hilang.

Andai aku hujan,
Akan ku beri waktu bagi sang wanita,
Untuk sedikit lebih lama berbahagia,
Sebelum lelakinya pergi,
Menemui kekasihnya yang lain.

Andai aku hujan,
Aku akan jadi hujan yang menyenangkan dan punya magis,
Agar kisah mereka berkesan bagi keduanya,
Dan bukan salah satunya.


Sabtu, 10 November 2018

Aku yang tidak benar-benar diinginkan


Aku hanya seseorang yang tak sengaja datang, tidak pernah diperhitungkan.
Aku hanyalah pesan-pesan yang diabaikan, dicari ketika dibutuhkan.
Aku adalah tiket-tiket bioskop yang tak punya kesempatan, kencan yang tak pernah dilakukan.
Hanya figuran, iklan ditengah pertunjukan.
Pengusir bosan. Tak berkesan.

Minggu, 28 Oktober 2018


Sudah bulan ke 10, tapi Surabaya tiap hari makin panas. Sore itu tumben-tumbenan Surabaya mendung. Diam diam aku sudah membayangkan akan berboncengan denganmu dibawah jas hujan model bat, lalu aku terpaksa merapat biar gak basah basah banget. Hehe

Aku sudah dua kali bolak balik wastafel waktu menunggumu menjemputku.
Sekedar untuk mengecek apakah aku terlihat oke, rapih namun tidak berlebihan.

Percakapam kita sepanjang jalan, tidak pernah jauh-jauh dari buku.

Ini pertama kalinya kita nonton bioskop bareng, setelah 2 kali wacana yang gagal. Sedikit canggung karena genre filmnya romance. Untung kamu pintar mencairkan suasana dengan guyonan guyonan lucumu.  Tetap saja, waktu adegan kissing dan ena ena, aku bingung harus gimana. Yasuda  diam saja pura-pura biasa.


Sepanjang film kita banyak ngobrol, sesekali aku curi-curi pandang padamu. Karen jujur, binar matamu tiba-tiba jadi sesuatu yang tidak berani ku pandang. Kalau kamu sadar, aku selalu melihat ke arah lain waktu kita ngobrol.

Sepanjang nonton aku bingung sendiri mainin lengan bajuku. Grogi.

Sudah masuk waktu magrib, malah sebentar lagi hampir lewat. Kamu mengajak sholat. Aku yang sedang berhalangan nunggu saja di kursi depan ruang sholat.

Kamu waktu itu pake hoodie tanpa resleting. Sebelum wudhu kamu bilang nitip jaket.
Lalu didepanku, dengan entengnya, sambil nyopot jaket kamu bilang "tolong pegangin kaosku"
Ah.. lagi lagi aku salting dan malu sendiri. Aku, cewek 22 tahun, yg tiap hari dikelilingi cowok-cowok, tiba2 jadi gadis polos yang salting sendiri didepanmu.

Jujur, adegan megangin kaos yang ngga lebih dari satu menit itu, adalah hal termenggoda yang pernah dilakuin cowok padaku.
Aku sering dirangkul teman-temanku, aku pernah dipeluk teman-temanku, aku sering digombalin dan digodain teman-temanku. Dan aku biasa saja. Tapi denganmu, cuman megangin kaos saja, aku jadi salah tingkah sendiri.


Btw.. jaketmu wangi sekali. Tau aja kamu kalo aku suka cowok wangi hehehe..


Adegan megangin kaos berhasil kuatasi dengan coba ngelihat sekeliling selain badanmu. After effectnya yang ternyata bertahan lama. Saltingku nambah-nambah dan makin makin gak berani lihat matamu. Gak tau lagi ini mukaku udah kaya apa? Kepiting rebus barangkali?

Lalu kita jalan lagi.
Kamu mau pipis, dan aku nungguin lagi lagi sambil bawa jaketmu. Kali ini gak ada adegan megangin kaos lagi, fiuh, syukurlah.
Aku sempetin ke wastafel buat ngecek muka. Ah, biasa saja. Masih jelek.

Lalu kita jalan lagi, turun. Masih sambil ngobrol. Pas di eskalator, kamu berdirinya didepanku. Lhaa tiba-tiba kok ngadep ke belakang, yang mana itu ngadep aku. Ya Tuhan ya Tuhan ya Tuhan aku mesti gimana. Kita masih ngobrol, aku masih ngga berani lihat mukamu. Bisa dibayangkan betapa saltingnya aku???


Akhirnya sampe juga di parkiran. Lalu kita pulang. Diatas motormu aku senyum senyum sendiri. Wangimu. Candaanmu. Obrolan kita. Surabaya tiba-tiba jadi kota tercinta.

Terimakasih sudah mengantarkanku dengan selamat, bonus senyum-senyum sendiri. "Jangan lupa bintang 5 ya mba", candamu sebelum pamit.

Iya, ini buat Mas Minke. Yang sebelum nonton aku sendiri bilang ngga mau ada baper-baperan, eh taunya malah aku yang baper. Sendiri.



Selasa, 23 Oktober 2018

Aku ingin kamu menyukaiku secara wajar dan realistis,
Kamu harus paham betul bahwa aku bukan si gadis manis dalam sajak-sajak bikinan sang pujangga romantis nan melankolis,
Aku hanya gadis, yang jika tertawa seperti orang sesak napas, sedikit lebih keras
Aku bukan si gadis penjaga pola makan yang akan memarahimu hanya gara-gara mie instan.

Aku dibesarkan dengan kebiasaan harus menghargai makanan, jadi jangan heran jika pada kencan pertama kita nanti kamu lihat piringku bersih tanpa sisa sedikitpun, bukan karena aku kelaparan.
Kamu mungkin juga akan heran dengan porsi makanku yang bisa jadi hampir seperti kuli bangunan. Mungkin terlihat sangat kelaparan,

Nanti kamu akan sering mendapatiku acak-acakan, terlebih jika diatas jam 2 siang. Aku bukan gadis yang akan bolak-balik kamar mandi untuk mengecek apakah lipstiknya masih kelihatan.
Bukan, aku bukannya tidak ingin menjaga penampilan,
Terus terang, aku mohon kamu paham, aku belum akrab dengan mascara, blush on, eyeliner dan teman-teman.

Kalau kamu ajak nonton bioskop, mungkin tidak akan langsung ku iyakan,
Tapi kalau kamu ngajak naik gunung, aku akan ayo

Aku ingin kamu tahu bagaimana tidak menariknya diriku sehabis olah raga: kumal, jelek, berkeringat.
Atau ketika sedang supporteran tim futsal jurusan, aku akan berada di barisan depan, berteriak dengan suara cemprengku yang bisa dibilang cukup kencang,-sangat tidak anggun.

Apakah sekarang aku terlihat cukup maskulin?

Tenang, sayang.. aku tetap si gadis penyuka drama-drama romantis,
Aku paham bahwa kita tidak mungkin menggoreng telur sambil berpelukan, atau berkejaran dibawah guyur hujan,
Jadi romantis bagiku sederhana saja, boncengan naik motor malam-malam sambil dengerin lagu kesukaan,
Atau pergi ke perpustakaan lalu sibuk dengan masing-masing buku di tangan,

Tentang bagaimana caramu membuatku senang,
Aku tidak akan minta macam-macam,
Tidak perlu coklat atau eskrim, atau boneka, atau buket mawar,
Aku sudah akan senang sekali jika kamu mau memberiku kuning telur yang lagi kamu makan, atau kita tukeran: aku ngasih kamu bagian putihnya dan kamu ngasih aku kuningnya,
Tidak muluk-muluk bukan?

Aku mungkin akan sedikit menyebalkan, yaitu ketika sedang tamu bulanan,
Kalau sudah begitu, cukup kamu diamkan, nanti aku akan kembali tenang.

Nah sekarang, apa kamu masih akan tetap bertahan?
Aku harap kamu paham, bahwa aku gadis dengan begitu banyak ketidak sempurnaan dan kekurangan-kekurangan..



Sabtu, 13 Oktober 2018

Sekali saja dalam hidupku, aku ingin dia melihatku sebagai wanita.
Yang setidaknya pernah sedikit saja menggetarkan hatinya.
Yang pernah sekali saja mengusik malamnya.
Yang diam diam pernah ia puji rupanya.
Yang setidaknya pernah sekali saja ia pertimbangkan untuk jadi pendampingnya.

Sekali saja dalam hidupku, aku harap aku bukan aku.


Rabu, 10 Oktober 2018

sps 118 : hari paling jujur k31

Tulisan ini ditulis pada 22 September 2018, 7.36 pm. Hanya beberapa jam setelah momen pelepasan wisuda kalpataru.Tetapi terhenti karena ternyata Qumi nangis lagi dan ngga bisa nulis, dan baru dilanjutkan berhari hari setelahnya dalam keadaan sudah kehilangan moment. sad.


//
"tadi pas di graha aku liat k31 gantian melukin mba qum satu-satu, terharu banget aku mbak.. jadi ikutan nangis"-bebeb k32

"deket banget ya mba k31. aku sampe mikir kalo ngga di kalpataru nanti pas wisuda ada yang gituin aku ngga ya" pujik camk 2017.


//

Selamat untuk 8 keluargaku yang berhasil menyelesaikan studi tepat 4 tahun. Oji, Ujang, Hadi, Fahmi, Rheza, Kifot, Ipe,Joseph.


Terimakasih untuk 4 tahun yang sangat-sangat berwana.


Terimakasih, karena tidak membiarkanku nangis sendirian sps kemaren.
Terimakasih, karena hari itu aku tahu satu hal, bahwa ternyata selama ini perasaanku berbalas. Bahwa kekhawatiran tentang aku seorang saja yang sayang kalian, ternyata salah besar.


Air mata, bagiku, adalah bentuk paling jujur dari kasih sayang, juga perasaan kehilangan.
Biar, biar kita saja yang tahu betapa kehilangannya kita hari itu.


(-ujang yang pulang duluan)

September 22, waktu senja menuju malam, akan ku ingat sebagai salah satu hari paling bahagia, sekaligus paling menyedihkan sepanjang hidupku.



(Yang teristimewa untuk Chyko, Tony, Oji, Ipe, dan Joseph yang tangisnya paling pecah. Cowok-cowok sangarku yang hobinya tawuran, bagiku kalian adalah manusia paling jujur.)

Minggu, 08 Juli 2018

From a stranger; Jika anakku autis

29 Juni 2018
Perjalanan dari Tulungagung ke Surabaya, kereta Dhoho.

Dalam perjalanan kali ini saya tidak mendapatkan tiket duduk, artinya saya bebas duduk di kursi manapun asal kursi tersebut kosong, dan tentunya siap untuk diusir ketika pemilik kursi datang.
Kemudian saya memutuskan masuk gerbong 4 dan duduk di kursi no 1A, kursi terdekat dari saya masuk.

Sampai di stasiun Kediri, ada 3 orang (2 perempuan dan satu anak kecil cowok) menghampiri kursi saya dan nanya apa kursi tersebut kosong, saya persilahkan karena memang bukan kursi saya. Dan ternyata mereka bertiga juga penumpang tanpa tempat duduk seperti saya.

Awalnya saya dan dua perempuan tersebut ngobrol biasa, basa-basi nanya tujuan. Kemudian saya sibuk dengan hp sendiri (re: lagi baca draft curmis)
Si anak kecil, yang kemudian saya tahu bernama Abi, kemudian minta pipis. Kebetulan tempat duduk kami dekat dengan kamar mandi. Sewaktu balik dari kamar mandi, Abi ngga sengaja nginjek kaki saya,yang kemudian dia buru-buru bilang "maaf mbaa" sambil pasang muka lucu dan menelangkupkan tangan didepan dada (yah begitulah if u know what I mean).

Long story short, sampe di satsiun kertosono pemilik tempat duduk kami datang. Akhirnya saya dan 3 teman perjalanan saya tadi harus berdiri (keretanya lagi penuh banget). Khusus untuk Abi, dia bisa duduk nyempil-nyempil karena masih kecil.

Akhirnya saya dan 2 perempuan yang bersama Abi tadi ngobrol, ternyata yang lebih tua adalah ibunya Abi sementara yang satunya adalah tantenya.
Dari mama Abi, saya tahu bahwa Abi mengalami autisme. Abi cenderung hiperaktif dan kurang bisa konsentrasi. (Sumpah ini saya kaget, soalnya beneran ngga keliatan)
Saya mungkin ngga akan tahu kalo Abi termasuk anak berkebutuhan khusus kalo mamanya ngga ngasih tahu. Bahkan sebelumnya saya sempat nanya ke Abi dia kelas berapa, dan dia pun jawab "paud" dengan sangat biasa.

Dari kecil hingga saat ini, Abi tinggal bersama nenek dan kakek serta tantenya di Tulungagung. Kedua orang tua Abi tinggal di Jakarta (saya tidak tahu alasannya, bukan hak saya untuk bertanya).

Ternyata Abi saat ini dalam pengaruh obat. Entah obat apa, mungkin untuk menekan syaraf yang membuatnya 'hiper' tadi. (saya ngga tau analisanya gimana, yang saya tulis cuman berdasarkan obrolan dengan sang Mama, insyaAllah tidak ada penambahan maupun pengurangan).
Abi juga dalam pengawasan 3 dokter, yaitu: dokter anak, dokter syaraf dan dokter jiwa atau psikolog.
Jika tidak dalam pengaruh obat, Abi akan sangat aktif. Bahkan sepanjang perjalanan kurang lebih 5 jam itu, ada sekurang-kurangnya 6 kali Abi minta pipis. Dan setiap kereta berhenti di stasiun, Abi akan minta turun karena dia kira sudah sampai (literally di setiap stasiun).

Untuk makanan, Abi tidak diijinkan mengkonsumsi makanan tertentu. Misalnya pisang. Kira-kira alasannya mungkin berhubungan sama obat yang dia konsumsi. Atau bisa jadi makanan tersebut jenis karbo yang memberikan energi dan dapat memicu hiperaktifnya. Begitu penjelasan sang mama.

Awalnya tidak ada yang tahu bahwa Abi mengalami autisme. Namun di usia 3 tahun lebih Abi belum bisa berbicara lancar layaknya anak seusianya. Bahkan sampai sekarang-pun Abi masih kesulitan berbicara (oke ini baru saya sadari kemudian)

Saat ini Abi sekolah di sekolah umum. Dan sedihnya, karena lingkungan tempat tinggal Abi tidak bisa memahami bahwa Abi merupakan anak berkebutuhan khusus. Yang mereka tahu bahwa Abi anak yang nakal dan bandel karena susah dibilangin. Bahkan di sekolah-pun Abi mengalami bullying, karena dianggap nakal oleh teman-temannya.

Rencananya Abi setelah ini akan tinggal di Jakarta bersama kedua orang tuanya. Dan akan disekolahkan di sekolah khusus. Alhamdulillah Abi punya mama yang memahami kondisinya dan mau berjuang buat dia.Ternyata untuk sampai di titik ini bukan suatu hal yang mudah. Kecewa dan penolakan pasti ada. Apalagi sejak hamil, mama Abi selalu ngusahain yang terbaik buat bayinya. Mama Abi rutin konsumsi minyak ikan sejak hamil. Kemudian dari kecil, Abi dibelikan susu yang bagus (re: mahal) (Saya lupa tepatnya apa, bebelac apa ya?). Oh ya, Abi tidak minum asi. Alasannya apa saya kurang tau, yang jelas orang tua Abi selalu mengusahakan yang terbaik buat anaknya.

Saya sempat ngira, kondisi Abi saat ini mungkin karena konsumsi minyak ikan atau yang lain. Mungkin 'kan? Asumsi seorang awam hehehe. Ternyata kondisi ini karena garis keturunan sang ayah.

Semoga Abi lekas sembuh dan dapat diterima dimanapun dia berada. Semoga mama dan papa Abi diberi kekuatan dan ketabahan.

Ternyata, punya baby ngga semudah keliatannya aja ya hehehe. 

Oh  ya, ternyata hari ini Abi naik kereta agar ketika nanti naik kereta ke Jakarta dia sudah terbiasa.


-Surabaya, 8 Juli 2018.
Dari Qumi yang belum siap jadi orang tua.