Selasa, 01 November 2016

Toleransi : Jamur-jamur kecil yang masih mengakar

Sedikit resah, organisasiku yang sakit tak kunjung sembuh.
Padahal obat-obatnya sudah ada, mulai dari Piagam Elbud, pemahaman akan hakikat berorganisasi, pencerdasan mengenai landasan organisasi (AD/ART) dan obat-obat luar biasa lain yang telah ter-'pikir'-kan.
Dulu saya kira, penyakitnya berat, fundamental. Baru-baru ini saya sadar, ternyata penyakitnya ringan, tapi sudah komplikasi, menumpuk, menggunung!
.
.
.
Lagi-lagi "toleransi" itu dihadirkan kembali, dengan dalih "biar diselesaikan dulu", "menghargai departemen X", "nanggung bentar lagi kelar", dan lain-lain, dan lain-lain.
Bukan masalah siapa tidak menghargai siapa, tapi ini lebih kepada perkara tidak menghargai perjanjian forum.
Takutnya, hal-hal demikian akan tetap berulang ke depannya. Lahir dari toleransi-toleransi kecil-kecilan, bisa mundur berbulan-bulan. Karena apa? Ya karena mindset "ngga apa-apa 5 menit aja" sudah terlanjur mendarah daging dan menggunung sampai-sampai 5 menit itu belipat ganda menjadi sekian menit, sekian jam, bahkan sekian hari.
Takutnya, apa yang sudah disepakati di awal, tiba-tiba saja diubah di akhir, dan anehnya 'penonton' diam saja! Oh iya, 'kan memang hanya PENONTON.



Sedikit opini dari saya, penonton yang resah. Ya, sayangnya saya juga hanya penonton. Meskipun ada resah dalam batin saya, tapi saya masih penonton.
Yang mampu penonton ini berikan hanyalah doa, semoga organisasiku lekas sembuh dan menebar kebermanfaatan selayaknya dia semestinya tercipta. Amin.
 


5 komentar:

  1. di awal paragraf, organsasiku. Kurang i qum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkw thanks epaaan.. maafkan saking semangatnya jadi typo hehe

      Hapus
  2. [bantu ngeramein]

    tp kadang berharap perubahan tdk semudah itu, selalu bila kita hendak memusnahkan asap, adalah api yg kita cari dan hilangkan trlbh dulu.
    Sama halnya spt kejadian2 yg terjadi disekitar kita. kadang kita lbh menuntut kesepakatan sebuah pertemuan untuk berakhir tepat waktu dibanding kesepakatan ttg kehadiran kita diawal waktu. Nampaknya semua kesepakatan2 itu hrs kita tepati lbh dulu dibanding lainnya.
    Pd akhirnya toleransi hampir tidak bisa dihilangkan pd sebuah komunitas yg tidak benar2 mengikat anggotanya.
    kl toleransi mjd hal yg hampir tidak bisa dihilangkan, mk toleransi yg kita lakukan adlh toleransi yg lbh ringan efek buruknya dibanding yg lain.

    (bkn berarti g sepakat y qum..wkwk)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nice rus.. semua org bebas ngasih opini kok (asal bisa dipertanggungjawabkan)
      Aku juga setuju sih, karena dasarnya non-profit jadi ngga bisa mengikat, dan pasti cari efek yg lbh ringan,
      Cuman yaa..hmmm.. alangkah baiknya, hmmm..

      Hapus
    2. Wkwk "cuman yaHmm... Alangkah baiknya.." kalo bisa lbh profesional dan konsekuen dg kesepakatan gt(?)
      Sepakat..

      Hapus