Senin, 05 Juni 2023

Manusia dan Hutan


Kali pertama aku terbang di atas pedalaman Papua, menggunakan pesawat perintis AMA menuju Distrik Moskona Timur, aku terkagum kagum atas apa yang ku lihat. Sepanjang mata memandang hanya gumpalan hijau pepohonan. Tidak ada kendaraan bermotor apalagi gedung-gedung pencakar langit. Hanya hijau dan hijau, sesekali terlihat kelokan sungai yang membentang seperti cacing besar Alaska (you know if you know).

Hutan pemberi hidup. Penduduk Masyeta, dan ku rasa seluruh penduduk pedalaman Papua menjadikan hutan sebagai rumah. Hutan menyediakan makanan dan air bagi kami (sejak aku tinggal di Masyeta, maka aku termasuk bagian dari penduduk “Pedalaman Papua”). Hutan menyediakan rusa, babi, ayam, burung, tikus tanah, kuskus dan ular untuk kami makan. Hutan memberi kami durian, buah merah, jambu dan sumber pangan lain. Hutan menjaga tanah kami agar tidak longsor. Hutan menjaga mata air kami agar tetap jernih. Hutan menyediakan udara bersih untuk paru-paru kami.

Hutan bagiku bukan hanya tentang pohon-pohon tingginya dan segala jenis binatang yang tinggal di dalamnya. Hutan bagiku merupakan sesuatu yang lebih kompleks, ia hidup dan bernyawa, ia berbicara, dan ia merasa.

Hutan menyediakan nyanyian yang melodinya tak kalah indah dari orchestra milik orang kota. Aku merasa kehidupan kota besar seperti Jakarta hari ini sudah menggerus hubungan kasih antar kita dengan alam. Hutan dipandang sebagai komoditas yang menguntungkan (tentu saja bagi manusia semata). Hutan dinilai sebagai uang dan alat pemuas keinginan manusia. Hari ini telah banyak kutemui perusahaan kayu beroperasi hingga ke pelosok-pelosok hutan. Dengan mesin-mesin penghancur yang besar dan berisik itu, mereka bunuh hutan kami. Hari ini manusia berusaha mengusik kehidupan hutan kami, merasa bahwa modernitas lebih baik daripada kesederhanaan (sekaligus kekompleksitasan) alam kami.

Mari kawan-kawan kotaku, ku ajak kamu menikmati betapa damainya hutan kami. Mari duduk bersamaku menikmati silau-teduh di antara rimbunnya ketapang.  

Bahwa kehidupan tidak melulu berputar di sekitar hidup manusia kota. Bahwa kehidupan tidak melulu soal manusia dan keinginan-keinginannya.



Masyeta, 05 September 2022

---

Tulisan ini sudah pernah diunggah pada website resmi Patriot Energi



Selasa, 09 Mei 2023

Tentang menemukan diri

 Sudah lama tidak menulis dan berkontemplasi diri. 

Singkatnya begini, sudah satu bulan lebih aku memasuki usia baru : 26 tahun. Di usia 26 ini, ternyata pencarianku untuk menemukan diri belum juga usai. Untuk bisa bersepakat dengan orang lain adalah satu hal, tapi bersepakat dengan diri? itu hal lain.

Aku mencari dan terus mencari, tempat untuk menancap kuat dan merambat. Mencari akarku, untuk tumbuh atas kesadaran pikirku sendiri. Menjadi pribadi yang ajeg tapi tetap membumi. 

Tidak ingin membandingkan diri dengan orang lain, aku mengamini bahwa pendewasaan adalah konsep yang sulit ku cerna. Aku ingat sebuah tulisan milik Rara Sekar, dewasa baginya sekedar lebih mengerti. Hal-hal yang tak semestinya kita besar-besarkan akan kita perlakukan semestinya, kita terima seperti apa-adanya. 

To be able to see things as they are.
To be able to see life as it is

Aku menyadari aku adalah jenis manusia yang kurang nyaman terhadap kejutan. Ketika menonton film, drama, membaca buku aku akan mencari tahu ending atau sinopsisnya terlebih dahulu. Singkatnya, aku tidak suka berada dalam situasi yang tidak bisa ku kendalikan. 

Tapi nyatanya hidup tidak demikian, Nyatanya hidup penuh dengan ketidakpastian yang membawa kita pada ketidak-nyamanan, kejenuhan dan rasa sakit. Maka dewasa bagiku adalah berdamai dan berjalan bersama atas ketidakpastian yang disodorkan hidup padaku. 



Masyeta, 03 September 2022. 

----

Tulisan ini sudah pernah diunggah pada akun instagram pribadi @qumifajri

Selasa, 01 Februari 2022

Mantra-mantra telah kamu hapal diluar kepala,
Bahwa terlalu berharap pada manusia adalah tidak bijaksana. 

Tapi manik matanya adalah magis
Dan kamu dibuat jatuh-sejatuh jatuhnya.
Lalu dengan penuh harap kamu berdoa akan sebuah selamanya. 

Kini yang tersisa hanya nada yang mengalun diantara bantal yang basah.
Hatimu yang remuk redam adalah sesal yang tak bisa dibayar.


Bintuni, 5 Desember 2021

Ibu, hari ini anakmu patah hati

Ibu, hari ini anakmu patah hati
Lagi-lagi ia berpikir betapa tidak layaknya ia untuk dicintai
Lagi-lagi ia kembali bertanya kenapa ia lahir dengan begitu banyak kekurangan diri

Ibu, hari ini anakmu patah hati
Tembok yang ia bangun tinggi tinggi harus dipecundangi ekspektasi
Laki-laki yang ia sungguh-sungguh sayangi memilih untuk pergi

Ibu, hari ini anakmu patah hati
Dihinggapi sepi, ia memeluk tubuhnya sendiri
Ia mencari lenganmu, tapi jauhnya tak tergapai

Bu, hari ini aku patah hati
mungkin sampai mati memang sebaiknya aku hidup sendiri

Bintuni, 5 Desember 2021

Kamis, 17 September 2020

Day 2 : things that makes you happy.

Things that make me feel alive, or at least better. 

Sama seperti sedih, bahagia juga mudah sekali menghampiri. Tanpa mengindahkna urutannya, kira-kira listnya akan berisi hal-hal berikut:
1. Kocheeeng. Kucing tidak pernah gagal menarik perhatianku, seberapa menyebalkannya mereka.
2. Buku, tentu saja. Kalian akan lihat mataku berbinar-binar begitu masuk ke toko buku. Aku bisa seharian duduk di pojokan Gramedia sambil baca buku. Aku bisa ketawa juga nangis di kereta cuman karena buku. 
3. Merajut. Akan selalu ada benang dan jarum rajut di tasku. Merajut jadi salah satu cara stress release apalagi kalo aku kehabisan bahan bacaan. Selain itu, dari rajutan aku bisa dapet duit. Kan lumayan hehehe. When you make money from your hobby. 
4. Musik. Lagu. Jangan kaget kalo di tengah hectic kerjaan tiba-tiba aku bilang "bentar-bentar aku pingin nyanyi dulu". Meskipun bisa dibilang bakat nyanyi dan bermusikku level jongkok alias ngga ada bakat sama sekali wkwkw. Kalo aku nyanyi yang keluar adalah gumaman-gumaman ngga jelas yang bikin sakit kepala. 
5 Apel, buah naga, mangga, melon, jambu, duren, pepaya, strawberry, anggur dan buah-buahan lain juga akan cukup ampuh bikin perutku happy. 
6. Es krim coklat vanila, meskipun aku udah janji buat ngehindari dairy product, tapi es krim akan selalu punya waktu sendiri. Seberapa kerasnya aku nolak dairy product, akan tetapn ada waktu-waktu tertentu aku butuh mereka. 
7. Good movie.Film yang bagus, yang berkesan, biasanya akan ku tonton berulang-ulang. Ngga cuman happy ending movie aja, film yang berhasil bikin nangis bombay berhari-hari pun kalo bagus akan ku tonton berulang-ulang. 
8. Both pantai dan gunung, akan selalu jadi tempat nyaman buat lari dari hiruk pikuk kota yang kacau.
9. Disamperin tiba-tiba ke kosan. Tentu saja, tergantung siapa hehe. Aku selalu merasa sayangku ke temen-temen bertepuk sebelah tangan, rasanya dapet perhatian sekecil ditanyain kabar aja udah cukup bikin senang, kalo ternyata aku punya temen. 
10. Ngga mau naive lah, DUIT tentu masuk list. Siapa yang ngga bakal bahagia dikasih duit sekoper? siapa? Kalo sekarang aku punya duit sekoper penuh, atau dua, langsung aku kabur ke Swiss. Eh, gabisa ya? lagi pandemi.
11. Berenaaaang yaampun hampir lupa rasanya sehappy apa kalo bisa berenang. 
12.   

Mungkin listnya berenti disini dulu. Banyak, pasti banyak hal-hal yang bikin bahagia. Cuman belum kepikiran aja. 



 

Rabu, 16 September 2020

Day 1 : describe your personality.

Starting to write again after a big disaster feels like, *sigh* idk, bit nervous i think. Mungkin rasanya kaya memutuskan naik sepeda lagi setelah jadi korban tabrak lari yang bikin trauma. yaaa something like that. . . 

Yap, so here I am. Setelah berbulan bulan ngga nulis, even just instagram caption. I used to love to write but sometiemes i dont have the energy to do it. 

Mencoba ikut #30dayswritingchallenge yang sebenernya diri sendiri ragu bakal berhasil. but worth to try karena ditengah pandemi yang makin hari makin menguras waras ini, barangkali doing something that i love /menulis/, bisa jadi salah satu cara stress release. 


Oke, Day 1 : describe your personality. 

so, how do I see myself? Di usia yang mendekati seperempat abad ini rasa-rasanya salah satu hal yang ngga aku sukai adalah bercermin. Ada kalanya aku bakal bilang "wah you look great today", tapi itu jaaaaarang banget. Kata-kata yang lebih sering muncul adalah: "haduh, jerawat ngga ilang-ilang", "kenapa sih gigi ngga rata banget", udah beli skincare mahal-mahal kulit masih buluk aja", "enak kali ya terlahir cantik", dan sejenisnya. Atau seringnya bercermin jadi semacam rutinitas tanpa makna, yauda cuman biar lipstik ngga belepotan aja, biar tau kalo jilbab meletoy, biar tau kalo bedaknya belum rata, without really seeing the reflection of me.

I've tried so hard to lovemyself more, tapi masih ngerasa jauh dari kata berhasil. Ngerasa selalu jahat sama diri sendiri, sering banget nyakitin dan jelek-jelekin diri sendiri. Bahkan nulis ini aja sambil nangis. 

Anaknya memang perasa banget dan air matanya juga gampang jatuh, bisa karena hal sesepele nonton Happy Feet. Gampang banget dipatahin. Ngerasa useles, not good enough to love, worthless. Bahkan kadang terlalu takut jujur nunjukin perasaanya ke orang-orang. "ah lebay banget sih gini aja nangis, baperan banget sih, udah kaya masalah hidupnya paling berat aja". 

Ngga pinter, akademik pas-pasan. Sering jadi bahan guyonan dicirclenya karena sering ngelakuin hal-hal bodoh. Tapi anehnya justru gampang bangetinget hal-hal yang bikin sakit hati. Aku bahkan masih inget omongan temen smp 8 tahun lalu. Can we really forgive without forget?

Why am I alive? jadi pertanyaan yang cukup sering ditanyakan kepada diri sendiri. Bukan hidup kaya gini yang pingin aku jalani. Kota bener-bener bukan tempat yang bisa bikin bahagia. Selalu mendamba hidup di pedesaan, sepedahan ke sawah, berkebun, merajut, piknik di belakang rumah yang rindang. Kenapa malah kejebak di kota super nanggung yang semrawut dan isinya cuman bus dan truk. huft. 

Yasudahlah, makin kesini hidup memang makin memaksa buat lebih sering bilang "yaudahlah mau gimana lagi". 

Kan kan nangis lagi nih sambil nulis ini. Gajelas banget memang. Kasian banget nanti yang jadi suamiku.

So, how do I see myself?

Kacau. Berantakan. 

I dont even understand myself. /menangis/


Jumat, 05 Juli 2019

Saudade;

Tentang kerinduan hari ini: sore tadi, dalam perjalanan pulang dari kantor, playlistku sedang memainkan Unknown Location Brooklyn sesion dari Honne. Lalu kembalilah aku ke suatu sore yang cerah di Surabaya, aku sama Chyko lagi makan di Lekko. Sepulang dari tempat makan, langit sudah petang. Jam-jam Kertajaya macet-seperti biasa. Kita dengerin lagu yang sama-Location Unknown. Lalu nyanyi (atau bergumam?) bareng. Sedang lagu tetap berlanjut ke Warm on cold night, Day One, dan lain lain dan lain lain.

Dari Surabaya tiba-tiba aku pergi ke suatu petang di sepanjang jalan Mojokerto. Sedang perjalanan camping ke Dlundung. Ipe lagi nyetir, Oji, aku, dan Beby lagi ngobrol bahas Maze Runner. Malem Minggu jalanan macet parah sampe Ipe emosi terus. 

Dari jalanan Mojokerto, aku balik ke arah Probolinggo. Aku, bareng Chyko, Erick, dan sepertinya Hadi juga Fahmi, sedang perjalanan menuju rumah duka alm. Mba Nita. 
Lalu ke sepanjang tol Surabaya-Malang, entah kemana tujuan kami, di kilometer berapa aku tidak tau, tapi ada jalan yang Kemal bilang kalo hujan pemandangannya bagus. 
Lalu subuh-subuh di Surabaya balik dari Malang, bareng Chyko, Ipe. Terus kita makan bubur ayam di Keputih. 
Lalu sore-sore ke arah Madura, lagi-lagi sama Chyko, mas Bandung, Edo. 
Lalu malem-malem ke Coban apa entah lupa, menuju lokasi diklat K-34. Bersama Chyko sang supir, Oji, Mas tesar, Tony, Erick dan Akbar yang harus desek-desekan di seat tengah. Sambil makan mangga yang aku bawa dari rumah. Lalu kita bahas soal grup SMA Oji yang lagi bahas tahlilan pake foto-foto Spongebob, lalu bahas Lany yang Agustus nanti mau konser di Jakarta. Lalu Chyko yang hampir nabrak sepeda motor yang pengendaranya ngawur dan lampunya mati. 

Dan entah jalan mana lagi yang ku tempuh bareng mereka (re: Kalpataru).
Yang ku ingat adalah : lagu-lagu yang kita nyanyiin bareng, atau bau mobil Chyko, atau hal-hal goblok yang kita bahas, atau kegiatan-kegiatan apa yang kita lakuin sepanjang jalan : Main werewolf, gitaran, sahut-sahutan lagu sama Fahmi, dll dll. 

Yang paling ku ingat adalah: aku bahagia.

Aku rindu long driving bareng mereka.

Lamunanku buyar. Bisku sudah sampai. Playlistku sudah berganti ke Tame Impala : Feels Like We Only Go Backwards.